
Artikel ini merupakan sebuah ringkasan materi tentang “Merdeka Belajar” dan “Kurikulum Merdeka” dalam Platform Merdeka Mengajar (PMM).
Saya ingin membuka artikel ini dengan sebuah quote dari Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hajar Dewantara yaitu
Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri, pendidikan hanya menuntun dan merawat tumbuhnya kodrat itu… – Ki Hajar Dewantara (KHD)
Dari kutipan pernyataan KHD tersebut jelas terkandung bahwa hakikatnya pendidikan hanyalah sebuah alat untuk menuntun dan merawat kodrat pada anak. Untuk itu, sangat tidak adil apabila masing-masing anak yang memiliki kodrat berbeda-beda kemudian dituntun dalam sebuah sistem pengajaran yang homogen.
Pengajaran seyogyanya menjadi jembatan yang memfasilitasi anak mengasah kodratnya sendiri, membekali mereka dengan keterampilan agar dapat hidup mandiri di masyarakat.
Lalu, apa perbedaan pendidikan dan pengajaran?
Pendidikan dan Pengajaran
- Pengajaran (onderwijs) merupakan bagian dari Pendidikan. Pengajaran merupakan proses pemberian ilmu yang bermanfaat untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin.
- Pendidikan (opvoeding) memberi tuntunan terhadap kodrat anak agar mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai seorang pribadi manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
Kodrat Alam dan Kodrat Zaman
- Kodrat alam berarti setiap anak memiliki sifat atau karakter masing-masing sejak lahir yang tidak dapat dihapus. Guru perlu menunjukkan dan membimbing anak agar sifat-sifat baik muncul menutupi sifat-sifat buruk anak.
- Kodrat zaman anak mengingatkan bahwa guru harus membekali keterampilan kepada siswa sesuai zaman anak hidup, agar mereka bisa hidup mandiri, berkarya, dan menyesuaikan diri.
Lantas, dengan mengetahui adanya kodrat anak tersebut, apa yang perlu dilakukan oleh guru?
- Adaptif terhadap perubahan, terus berlajar guna meningkatkan kompetensi
- Menghormati kodrat anak, melayani dengan pengajaran yang setulus hati.
- Ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani
Nah, dengan berdasarkan uraian Ki Hajar Dewantara tersebut maka jelas seorang guru perlu menyelenggarakan pembelajaran dengan berdasarkan asas TRIKON. Apa itu?
Asas Trikon dan Sistem Among
Pendidikan merupakan hal yang dinamis, menyesuaikan perkembangan zaman dan kondisi anak. Untuk itu, diperlukan pembelajaran kontekstual guna memfasilitasi pendidikan yang dinamis. – KHD
Asas Trikon terdiri atas:
- KONTUNUITAS, pengembangan berkelanjutan yang direncanakan dengan baik
- KONVERGEN, keberagaman sumber pengembangan pembelajaran
- KONSENTRIS, pemilahan sumber disesuaikan dengan kebudayaan sendiri
Dalam pelaksanaan pendidikan, utamanya dalam pengajaran, guru perlu menerapkan SISTEM AMONG. Pendidikan sejatinya dapat mengantarkan murid untuk keselamatan dan kebahagiaan melalui SISTEM AMONG, yakni suatu sistem yang membangun keterampilan anak agar berdaya guna, mengembangkan daya cipta, rasa, dan karsa yang seimbang.
Ringkasan Materi di atas dapat diunduh di sini.
Mengapa Kurikulum Perlu Berubah?
Uraian di atas menyatakan bahwa pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara sejatinya merupakan alat untuk membimbing kodrat anak, yang perlu berkembang secara dinamis sesuai tuntutan zaman dan kondisi anak. Nah, untuk itulah kurikulum perlu secara adaptif berubah mengikuti kebutuhan siswa dan perkembangan zaman.
Untuk lebih ringkas, bisa disimak infografis berikut, ya.

Demikian artikel saya tentang “Merdeka Belajar” dan “Kurikulum Merdeka” dalam Platform Merdeka Mengajar (PMM). Semoga bisa bermanfaat bagi diri saya sendiri, para pembaca, dan pendidikan Indonesia. Apabila ada tambahan, kritik, maupun saran, silakan bisa Saudara sampaikan di kolom komentar.
Dari paparan yang disampaikan Pak Chandra, sebelumnya saya pikir Kurikulum Merdeka itu sulit, ternyata justru tujuannya mulia yaitu memfasilitasi kebutuhan siswa sesuai perkembangan zaman.
Siap Pak Dimas. Ayo sama-sama belajar. Ditunggu artikelnya Pak Dimas. 🙂
Dari paparan materi yang disampaikan di atas, saya pikir kurikulum ini ribet dan membingungkan, ternyata adanya kurikulum ini dapat menjadikan pembelajaran lebih bermakna dan menyenangkan karena di sesuaikan dengan kebutuhan dan adaptif terhadap perubahan zaman. Salam guru hebat 👍
Terima kasih, Bu Tyas. Mari belejar dan berkembang bersama.
Banyak yang saya pelajari dari karya pak Adhitya Chandra ini. Materinya sangat jelas dan sangat menginspiratif, saya jadi lebih mudah memahaminya.
Kontennya juga bagus dan menarik.
Dengan Kurikulum Merdeka ini mendorong siswa belajar kreatif.
Langkah kecil yang akan saya lakukan setelah ini adalah memperdalam pemahaman saya terhadap kurikulum merdeka sehingga dapat memfasilitasi pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik.
Dari paparan yang disampaikan Pak Adhitya di atas, sebelumnya saya pikir Kurikulum Merdeka dan Merdeka Belajar itu membebani siswa, ternyata justru tujuannya memfasilitasi kebutuhan peserta didik sesuai perkembangan zaman milenial saat ini.